Jumat, 23 Januari 2009

TAN KENO KINOYO NGOPO

TAN KENO KINOYO NGOPO
Teologi islam secara holistic yang mengatasnamakan doktrin panteisme, bernama Al-Hallaj, pada tahun 922 M terkena vonis kematian, mereka menilai ajaran Al-Hallaj dengan terminology “Anaa AL-Haqq”. Atau”Akulah kebenaran tertinggi”. Kemudian ajaran pantheisme atau “manunggaling kawulo gusti”. Yang berakar dari ajaran mistik islam kejawen yang dianut oleh pujangga besar Raden Ngabehi Ronggo warsito, dalam “serat wirit Hidayat Jati”.
Didalam faham trinitas wirid hidayat jati dinyatakan bahwa “Allah itu badan-Ku Rasul itu Rahsa-ku dan Muhammad itu Cahya-ku. Diri manusia dibagi menjadi tujuh lapis, dari halus sampai kasar yang menjadi wahananya Dzat yaitu
  1. Khayu, artinya Hidup disebut Atma
  2. Nur artinya Cahaya, disebut pranawa
  3. Sir artinya Rahsa disebut pramana
  4. RohArtinya nyawa, disebut suksma
  5. Nafsu artinya Angkara
  6. Akal, artinya budi
  7. Jasad artinya badan

Alam juga dibagi menjadi 7 tingkatan yaitu:
  1. Alam Rohiyah artinya alam nyawa
  2. Alam siriyah artinya alamnya Rahsa
  3. Alam Nuriyah artinya alamnya cahya
  4. Alam nuriyah luhur
  5. Alam Uluhiyah artinya lamanya Tuhan
  6. Alam Uluhiyah luhur
  7. Alam Uluhiyah yang paling luhur
Disamping itu terdapat Tahta Mahgligai yang menjadi wahanyanya kanugrahan (karunia Tuhan) sebab Nugraha itu Dzatnya Tuhan dan kanugrahan itu sifatnya kawula yang tinggal didalam tubuh manusia, yaitu :
  1. Bait-Al- Makmur, terletak didalam kepala Adam
  2. Bait-Al Muharam terletak didalam dadanya Adam
  3. Bait-Al-Muqoddas terletak didalam kemaluanya Adam
Disamping itu ia mengemukakan cara Manekung (Meditasi ) Warisan Panembahan Senopati dan cara meluluhkan badan (mensyucikan diri lahir dan bathin. Warisan dari Sunan Pakubuwono 1.
Secara suprematif dalam surat Thaha, 20:14,’’’ sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku dan dirikan sholat untuk mengingatku”. Kemudian Al-ghazali dalam statement nya “Ektasis bukanlah terleburnya makhluq dalam Allah sebagai kesatuan dlam identitas “ittihad”. Juga bukan manunggalnya atau penyatuan antara dua pihak yang berbeda pada tingkat “Ada”. Yang sama seolah-olah dalam ucapan –ucapan para mistisi yang mengalami kedasyatan Allah sehingga menimbulkan kesan hiperaktif, akibat mabuk cinta kasih.

Secara juridis dalam firman-firman Allah sebagai berikut :

“sesungguhnya Dia Maha Meliputi Segala Sesuatu”.
( QS. Fushshilat, 41; 54 )

“dan tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali wajah-Nya”
( QS. Qashash, 28;88 )

“ dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat nadi “.
( QS. Qaaf, 50; 16 )

Berikut ini para mufasirrin Ali Ash Shabuni menafsirkan bahwa “ innahu bikulli syai’in Muhit”. Dalam hal ini secara implist adalah ilmunya baik secara global maupun terperinci, lebih tegasnya Allah merupakan Subjek yang meliputi segala sesuatu, dia sebagai subjek yang mengetahui segala maklumat tak terbatas kemudian segala sesuau adalah dhomir Huwa, yang menunjukkan orang ketiga tunggal yang melakukan suatu perbuatan, tetapi dengan alas an apa mereka menggantikan arti huwa ( dia ) menjadi sifat segala sesuatu, sedangkan kita tahu itu ada karena ia ada “Wujud”.
( tempat bergantungnya segala sifat memiliki kesempurnaan meliputi zat, sifat, af’al dan asma. Dhomir huwa merupakan wujud sedangkan sifat, af’al dan asma, merupakan diluar dirinya (wujud-Nya ) tetapi bergantung pada dirinya, karena adanya disebut oleh zat(sosok)
Sedangkan “ dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat nadi”.seolah-olah zat itu sendiri yang lebih dekat dari urat leher, Allah lebih dekat terhadap manusia daripada keringatnya yang bercampur baginya,

Kemudian Syech nawawi, maupun Ali Shabuni menafsirkan “segala sesuatu pada hakikatnya adalah fana’(binasa) kecuali Zatnya yang kekal dan Qudus
Didalam penghayatan mistisnya para sufi menafikan segala sesuatu termaksud dirinya sendiri, sehingga muncul kesadaran”yang wajib ada adalah yang mutlak”. Laa maujudaa illallah, sebenarnya konsepsi monotheisme, yang dibawa oleh rosullullah SAW, pada hakikatnya segala sesuatu akan binasa kecuali wajahnya yang abadi (Baqa)
Seorang nabi Musa meyelami arti diri sampai batas tertinggi berkendak menemui tuhan yang pada akhirnya dikabarkan dalam Al-qur’an ia pingsan, sebuah rahasia terungkap namum pembodohan bagi mufasirrin, secara logis nabi musa pingsan…apakah arti pingsan menurut mufasirrin, ia menjawab karena tarberdaya melihat kuasa tuhan yang disebut Cahaya tertinggi, permasalahanya berdasarkan Apa ia menafsiri, berdasarkan ilmu bersifat matrilais, ataukah medis, peninjauan segara implicit, bahwa, ketika berdasarkan matrialis ilmu berarti ia adalah kebohongan, alasanya, karena ia belum menjalani, berdasarkan fisik yang lebur karena energi cahaya itu rasional, sebuah bentuk apapun didunia dinilai dari radius berapa, sebuah benda pasti hancur atau tidak itu dinilai dari hokum jarak kecepatan dibagi waktu, tetapi secara teoritis belum mendekati kebenaran, sedangkan kebenaran itu diakui secara empiris bahwa setiap teori bermula dari eksperimen dan eksperimen demikian diartikan sebagai Case of Reseach,cukup bisa dianggap Valid karena de jure atau de facto. Sedangkan kebenaran penulis bahwa makna pingsan menurut penulis ia tak tahu apa-apa dan tidak berarti apa-apa, yang dalam istilah jawa “TAN KENO KINOYO NGOPO”..
Berikut landasan fundamen penulis berdasarkan De Jure maupun De Facto
Sedangkan menurut penulis, ia ada adalah keniscayaan, bermula dan mengakhiri, semua berasal dari ketiadaan, wujud dan berkehendak dimana ia belum menemukan sumber diri, ketika ia berusaha menjadi insane kamil, ia berputar dengan egosentris tatkala itu adalah wujud tetapi fana; dan didalam wujud itu ego berperan ingin menguasai arti dari hidup yang dalam kekuatan itu ada nilai yang berpangkal dari ilmu yang menganggap dirinya berjalan karena ilmu segala yang terbatas dan tak terbatas pada hakikatnya adalah terbatas, karena ketidakterbatsan itu pada hakikatnya adalah terbatas semua itu fana baik ilmu sejati ataupun ilmu materi, seseorang berjalan melalui hakiki dan kembali menuju hakiki, dan hakiki pada hakikatnya lenyap tanpa kata, tanpa aksara tanpa ilmu tanpa amal, semua kosong karena wujud pada hakiki adalah kosong tuhan esa melainkan kosong karena Esa ketika ia masih berbeda dengan diri ketika menyatu semua hanylah kosong dan esa, esa dan kosong itu tidak ada karena kemenjadian adalah terjadi dan ada bukan ada dan berada bukan berada ada dan berada pada hakikatnya sama terpisah karena ruang menyatu bukan karena ruang semua fana dan mati jism, wujud, akal ruh, nafas, nufus, tanaffas, anfus air,angin, tanah, api, anasir, arah mata angin, bumi, matahari, bulan bintang rosul, dulur sejati, ilmu sejati khalifah itu kosong, karena setiap elemen pada hikakatnya adalah wujud tapi fana, hakiki adalah fana, maya dan nyata itu tidak ada yang ada berarti tidak ada, setiap definisi adalah ilmu ketika ilmu berarti semu adalah kosong,

Jumat, 05 September 2008

INKLUSIFISME PARADIGMA

Philosophy as the Queen of Science

BundaKu engkau ruhku aku ragamu, kuasailah aku hingga ku tahu dimana engkau sembunyi dariku,

Shaka
Paradigma implicit secara fundamentum ada padamu, mengarungi bahtera zone politicon engkau berada pada batas dua dimensi, isme itu terangkat secara de Facto bukan imagi yang kosong radikalisme sense dominasimu, karena relevansi itu terurai secara das sollen, mengapa retorikaku neosimetris, karena piranti-piranti tergantung pada sinergi berkembang secara kausalitas, paradigmaku begitu karena Being, defrensiasimu unlogic, itu bermula saat eksistensimu genus dan spesies entah mengapa inchi-inchi tidak secara kalkulatif, karena siapapun menilaimu berdasarkan track record akan selalu blank concept karena mereka mengira subtansi itu non activasy, apakah hakikat daripada keniscayaan Shaka, sehingga definisi role of law tak mampu menapaki hakikat suprematif, immortality ataukah illusion darimana muara keilmuan itu explanative, sampai pengertian logikaku hanya explicit, lalu dimana letak implementasi itu berada, jauh sebelum menapaki curahnya keilmuan sejauh ini aku memanjat dengan mencintai estetika ilmu namun hanya pada tataran pengetahuan biasa, dengan begitu aku berusaha memanjat tingginya case of research masih dalam keadaan normalitas dan apa yang sebenarnya paradigmamu itu sampai perbendaharaan ilmuku limited mengupas tiraimu, itu pencapaianku (sophos) berlabuh, sesaat aku merenungi diriku ternyata engkau datang dengan membawa atribut kebesaranmu , dan engkau bicara mengenai esensimu dengan begitu aku mengenalmu karena engkau berkehendak padaku, SakyaMuni engkau tuangkan kebenaran padaku mengenai esensialitas daripadamu itu dasar kebijaksanaanmu bukan karena hegemoni melainkan karena subtansi kebenaran berdiam disana, sungguh ironis betapa jauh menyusuri belantara ilmu(sophos) hingga terminology Cogito ergo sum terhampar disemenanjung dzauqku(sense) yang berada pada batas kuasaku(move of immortal), itu dinamakan kausalitas mengapa perjumpaan selalu bermula dan memiliki keterikatan(simulasi), engkau dan aku, seirama, tembang kekidungan terdengar disana saat MahaGuru bertitah padaku, Bhakawuni, mari minum secawan pengetahuan(bahrul ulum) sedemikian engkau memahami rahasia daripadaku( sirrullaH), tentang Shaka dan WisnuJati,(founding of Shaka) ini adalah lembaran kehidupan setiap manusia(destiny Of God) berusaha memahami takdirnya, takdir Ilahi Yang Agung, wahai SakyaMuni, titah MahaGuru, didasar samudra tertuang tiga nama, SakyaMuni, dan BhakaMuni,( Bhuda Mahayana) namun selama belantara masih lebat(confusesness) kemana kumencari pengetahuan hakikat terakhir,(Kasta Muni) karena saat kuhampiri dikedalaman itu ia pergi dengan menengadah karena dimensi ruang begitu berpijar,(illumination) Shaka pasir putih perlambang ditentukanya waktu engkau musafir saat ini jemarimu sebagai mesin penghitung waktu, 51 tahun lagi kuasamu, maka dengan begitu bangunlah apa yang menurut Ibu Pertiwi, jangan lupa Bapa Angkasa menyertaimu mereka orangtua Bangsa, putra sang Fajar bertitah Kutitipkan negri ini… lindungi dengan Payung Mandala Giri, karena kalian manusia memiliki Makkutha Rama, responsibility sudah kalian minum sewaktu di altar pemujaan jangan kalian muntahkan walaupun racun yang menyayatmu, membuatmu takberdaya, jiwa yang berdaya bukan dari dirimu melainkan saat engkau menjadi pelindung suci, itu dinamakan hakikat engkau dilahirkan, engkau dan aku tak kuasa menolak takdir penguasa, jauh sebelummu guratan pena sudah ada,(Cakra Manggiling) sepanjang engkau merubah takdir itu selama itu pula kekuasaan terbatas, apapun itu dinamakan
BABAD MANUSIAWI, recht no ajarno budhi pakherti, yektine iku, tuladhaning urip, manungso tan ora keno selak mareng Murbeng Dumadi, kodrati mijil, maring ingsun Sami, sejatine kaweruh iku ana ing telenging samudra roh suci ananginng iku kuasa ingsun gumelar ana ing jagad,alus lan kasar, sopo kang anggulo wentah raga Nira, sayogyonyo urip sejatine wiji artosipun kanugrahan urip, pakune Gusti kang aran Qada' Qadar, iku kuasane Purba Waseso, ingsun sami nglampahi kukume gusti..
Duh putraningsun sami siro ajarno budhi pakerti, recht no maring sapodo, sipat dermo nompo, welas asih, kesadaran, kasatriyan, iki cikal bakal tinggalane leluhurmu, aku wuz tuwo ngalami getire jagad budayamu kang dadi thulada nglampahi urip, agamamu dedalan manunggal, tunggalno bangsamu nagoromu wiwitan nglamapahi ira mbesuk,iki pitukone bangsa adi luhung.
INTERMESSO
Prabu SakyaMuni, wedoz ireng berarti formulasi seimbang berubah menjadi pranata yang semu bukan dari asimilasi, melainkan subtansi yang terkait, tanda-tanda terkait dengan terbitnya keris kepermukaan, simulasi tersebut bermuara pada kanjeng Kali, ia mengetahui akibat timbulnya intervensi tersebut akan tetapi kompetensi itu secara totalitas hanya engkau yang mengakhiri, Auditasi masih bekerja secara aktivasy, sedangkan otoritas keanggotaan kompetensi khusus ada padamu,problematika akan senantiasa berkembang bilamana kuncup mengembang(explanted), perihal misteri cukup disikapi bukan sesuatu yang riskan komposisi ini berdampak pada elasitas teamwork, jadi seputar problematic internal,.
Pencerahan sejati bermuara pada Maut, komposisi manusia adalah nafs dan mulk sebelum ku menempuh jalan salik begitu besar buih-buih kehidupan sampai aku belajar menghayati kemanusian sempurna, aku bukan sosok insan kamil melainkan aku makhalul katha' kendatipun demikian setiap manusia memiliki kesempurnaan mediasi Qathir adalah jalanku, tanpa guru, tanpa ilmu tanpa mengerti kebenaran karena hakikiku adalah buta segalanya, selama kita memiliki kasih selama itu pula ku memuji kepada alam dan makhluq hingga jalan terang menuntunku dia adalah mursyid ia mengangkatku menjadi anak, saat keputuasaanku bersemayam dia mencerahiku dengan ikhlasnya, ilmunya akan tetapi perjalan spiritualku maut menjadi lentera akan kebenaran, kebenaran menjadi penyaji mengapa aku terlahir kedunia, sirrku berjalan tanpa terkendali kumelihat kearifan dia menuntunku, mengajariku tentang sufistik jawa, budaya jawa, dan hakikat kehidupan , ia terlahir sebagai budiman yang congkak, namun ia mutiaraku,karena engkau mengajariku didalam arifmu wahai penuntunku kanjeng Kali, apa kebenaran itu sehinggaku rela masuk didlam relung itu, sejauhmana manusia berdharma, sejauhmana manusia bersalah sejauhmana manusia tidak mengakui kesalahanya mengapa terjadi rasa yang berlebih apa kodrat itu tetap, bisakah merubah kodrat karena aku pelaku hukummu,(mahkum Alaih) sedang engkau hakim ku dengan penuh adil ijinkan aku meminum mata airmu, karena dahagu tak bertepi,kini ku hidup di tirta Mu ilmu pengetahuan sejati. Mereka bilang tirtamaya shandi namun kepahamanku terbatas karena guru sejatiku adalah engkau bundaKu belailah aku bila tirtamu adalah jeruji yang mengurungku, sungguh kebodohanku meraja, namun engkau BundaKu, yang mengasihiku segenap jiwa terkasih, singkirkan pisau itu dari egoku kuingin berjalan bila engkau tharikatku, kini aku sampai pada ilmu Tirta, namun ku bodoh akan hal itu namun guruku adalah Engkau Bundaku, ajari aku melampauinya, karena sesungguhnya itu adalah ciptamu, bukan sesuatu yang istimewa, melainkan prosesiku menghadapmu kuharus melampauinya Raise Me Up, bila engkau menguasaiku aku terhidar dari nafs yang buta, namun sampai kini jiwaku redup melampaui akan hal itu, saat di Altar pemujaan Aku melangkah diawan namun disina awan berubah jadi mendung, dengan cepat sinarilah dengan Hidayahmu laksana Nabimu, karena aku sama dengan nabimu karena dahaga itu bersumber di Zum-zum mu, jangan bedakan aku dengan nabimu, mereka terlahir sebagai penerang dunia dan aku terlahir dengan membawa tanggungjawab ketahuilah itu, bahwa bangsaku kini masih dusun, sedangkan bangsa nabimu sudah melampaui kemegahan, ijinkan bangsaku menjadi pusarah peradaban yang tinggi, sama seperti nabimu walaupun ujianku hanya sebesar semut, sedangkan nabimu sebesar genggamanmu, samakah aku dengan nabimu, duhai bathara Bathari, engkau hidup lebih dulu daripada aku engkau nenek moyangku, ajarilah aku ilmumu, kuingin hanya kesadaran akan bangsaku biar bangsaku hidup di peradaban hakikatmu, seperti engkau yang dulu menjaga bangsa nenek moyangku, terimakasih engkau menjaga bangsa kita, namun engkau ahli dalam ilmu itu, sedangkan aku masih mencari kebenaran ilmumu, restuilah aku menemukan hakikat ilmumu,bangsa yang besar bukan bangsa yang kehilangan jati diri
(---SHAKA---)
Engkau penerus leluhurmu, karena engkau terpilih, bukan aku menunjukmu karena aku komunitas biasa sedang engkau tangan panjang leluhur kita, jadilah manusia bijak seperti leluhur kita, bangsa kita bangsa yang besar bukan bangsa yang kehilangan budaya, kutitip kepada kalian sebagai tangan panjang leluhur kita, dan yang lainya sama sepertimu, jikalau engkau kelak menjadi orang besar ,leluhur kita merasa bangga, karena kalian mengenban tugas negara, bukan sesuatu yang biasa buat kami, kami hanya membantu kalian dari jauh, sekuat apa yang kami punya , kuingat salah satu dari leluhur kita berkata, Shaka, dalam decade 51 tahun wajib mampu, membawa Negara, bilamana kalian kurang mampu maka masa peralihan akan terjadi, Shaka dalam decade ini kalian terjangkit dilemma, Wedus Ireng sebenarnya mempunyai dua definisi Himbauan, atau perintah, secara subtansial problematic ini sudah jelas, nanti pada saat kalian terjangkit dilemma, munculah Keris berbadan Pendek, kecil kerangka tak bisa dibayangkan karena aku kurang paham mengenai keris, ,

Return of Simulation of Shaka Clan
Didalam Shaka perioditasi secara komprehensif legal, pada hakikatnya bermuara pada Wisnu Jati, hingga beralih sampai sekarang asumsi tersebut secara explanative dipengaruhi dengan timbulnya urgensi leadership Wisnu Prabu.. eksistensialisme diterima oleh full of member, menurut relevansi yang seimbang ia seorang yang memilki wawasan radikalisme sekuler, mengetahui, memahami wacana kehidupan yang berangkat dari nilai magis sampai politisi, juga ekonom, otoritas tersebut beranggotakan 6 orang did not Female,
Didalam part of other otoritas indeep secara pragmatis memiiki beberapa tingkatan, tingkatan itu dituangkan kepada legalitas member, prioritas utamanya adalah kebersamaan yang solid,inklusifisme disajikan atas dasar indeep of power, yang dapat dijadikan sebagai immortal of power nature of god,signifikansi mereka bermuara pada otoritas jawa, dengan dasar manusia yang adil dan beradab, di arena supranatural mereka adalah sosok yang dicari karena pengalaman spiritual, sebagaimana penulis peroleh dari penyajian salah seorang anggota daripada Komunitas Shaka, ia merupakan sebuah pembaharuan, ditinjau dari paradigma secara inklusif, sedangkan eksperimentasi penulis bermula dari rasa yang terpendam, dimana penulis secara esensial adalah mengetahui di indeep nature,
Pada mulanya penulis susah datang menemuinya, mengingat penulis belum mengenalnya akan tetapi melalui prasyarat penulis meluluskan dengan cara menguak tabir daripadanya mediasi meditasi peanulis sewaktu itu ia berkata padaku dengan terminology SakyaMuni, pemahamanku bermuara dari pengetahuan biasa menuju kedalaman itu, hingga tertarik dinilai dari argumentasi dan wacanamu memandang akibat kehidupan ,



.

Rabu, 23 Juli 2008

ESENSI KEHENDAK

Sesuatu yang ada itu musnah, sesuatu yang tiada adalah abadi, keabadian laksana dzat mengenal hadirat Kuasa Tunggal, Dia Esa, dan Mahakarya. Mengerti, Memahami, Mensifati segala kehendak tersifati, alam samudra bermakna ruh, berperan majemuk terbatas, karena dikuasakan, namun Aku berarti Kuasa dan Aku adalah raja, merajai anasir-anasir didalam Aku, bukan aku kuasa Tunggal, namun aku hidup dikuasa Tunggal, semua cipta itu maya dan selau maya karena materi bukan imateri, sabda itu sejati, tertanam pohon jati, beribu batang bermuara pada akar, dan ranting terkehendaki. .kukatakan alam ruh terbatas karena masih dibatasi, sejauh merengkuh semesta dan Aku Maha segalanya. Tuhan tidak terbatas, ia berjalan sesuai kehendaknya, sistematis dan sombong, sedangkan manusia atau raja, merajai segala cipta, memiliki kesempurnaan tiada terbanding, namun ia adalah ekosistem merajai dunia, walaupun pada hakikatnya alam azali berdikari, namun ia tetap seimbang dengan alam majazi karena terpautan. Dan bila kita berkata.. alam ruhiyah bermakna tiada terbatas, namun ia tetap terbatas pada batasanya, segala yang ada adalah wujud ,berwujud bila melalui yang Ada, karena Ada melahirkan berada, itu adalah rekonstruksi hidup berputar seimbang, sama berarti berbeda namun berbeda tetap sama, hakikat keteraturan itu indah dan jelek, karena manusia menilai bukan mentaati peraturan kodrati, terkadang manusia menderita karena takdirnya, namun ia lupa bahwa suratan takdir bersifat tetap, tidak berubah dan seimbang, inilah makna hidup sebenarnya,. saat dialam azali (KUN) ia cerdas dan mampu, namun dialam majazi ia menemukan kebenaran, walaupun dialam dunia kebenaran bersifat relative namun berkewajiban melaluinya, sampai kapan engkau mencari kebenaran, maka saat itulah engkau haus akan kebenaran( comon sense) karena selamanya manusia tetaplah manusia, berbeda dengan Tuhan, ia sendiri karena kehendaknya, ia bersama karena kehendaknya. kehendak Tuhan bersifat Kuasa, kehendak manusia bersifat sementara, dengan begitu manusia dengan Tuhan berbeda walaupun dialam ruh (KUN) mereka mengenal namun dialam dunia(FAYAKUN) manusia tetap mencarinya, sampai kapan engkau melangkah Tuhanmu menyertaimu, karena tuhan itu semesta, sedangkan engkau didalam semesta itu. orang bilang surga itu ada, atau neraka itu ada, bila kebenaran itu ada, mengapa ia jauh dari kita. sedangkan Tuhan lebih dekat dengan kita, apa sebenarnya hakikat surga, dan neraka, apakah ia sebuah tempat persandingan, ataukah fatamorgana, ataukah peradilan sejati, ataukah alam terindah. ( Heaven of GOD) dengan begitu semua alam semesta ada, namun diadakan. berdasarkan takdir kuasa sejati. semua itu ada dalam falsafah sejati, untuk apa aku hidup, apa arti hidup, apa hakikat kebenaran, dan apa isi dunia, bila ada fatwa mengatakan, bahwa Tuhan adalah raja, sedangkan manusia adalah abdi, bilamana ungkapan itu sempurna, maka semua kebenaran itu tetap kebenaran, yang berarti raja dan abdi setara saling berkesinambungan.

Mereka satu dalam jubah terpautan, ia adalah perwujudan dari mana asal itu ada, dan sejauhmana roda berputar, lihatlah saat aku mensifatti ilmu, maka saat itulah daku terpaku dalam kemiskinan, yang berarti kita tak berdaya karena kuasa Tuhan jauh diatas kita, namun kita pada hakikatnya adalah setara saling menduduki peran atau watak, semua itu sistematis dan sombong.
Aku percaya manusia tak mampu terhindar dari penderitaan, karena derita itu perlambang dari nafsu, sampai engkau tulus ikhlas mentaati aturan hidup, mampukah kita merajai nafsu, karena itu adalah kawan setia kita, ia tercipta karena kuasa tuhan, namun apakah kita membencinya ataukah merindunya, jujur semua manusia ditepinya jurang neraka, yang walaupun neraka itu dalam pengertian berbeda, sampai kapan engkau memahami akan kodrat tuhan, sejak itu jiwa mengadu ingin kembali, kita tak perlu berlari, namun wajib mengenal tuhan. apakah bisa kita mengenalnya, tanpa bersungguh-sungguh. Lihatlah energi dunia berupa harta ,tahta, wanita itu menjadi pusarah dalam sejarah peradaban manusia, maka dengan itu manusia hancur dan menjadi pertapa, kebenaran manusia berderajat, karena mengabdi kepada tuhan, ataukah kepada nafsu, yang terikat didalam kita, tuhan ada dalam diri kita, dan nafsu ada dalam diri kita, siapa yang menguasanya, maka ia disebut raja dalam anasir dirimu.
Dalam sejarah kehidupan umat manusia, ada istilah awal dan akhir, setara saling terkait, ,mereka saling menduduki peran seimbang dalam cacatan sejarah dimana manusia mengenal tuhan, dan darimana manusia lupa akan predikat tuhan, yang menguasai semesta. (macro cosmos) dan kita hidup dialam dunia,( micro cosmos) namun kita saling berdampingan, dengan alam yang tak terlihat dengan mata telanjang, akan tetapi dunia itu ada yakni dunia metafisika, atau dalam istilah modern alam gaib. (metacosmos) dalam perjalanan
Sungguh segala yang tak terlintas oleh kita adalah sesuatu yang perlu kita ketahui secara mendalam, karena disana tersimpan rahasia hidup sebenarnya.
Karena ayat-ayat tuhan berlaku disegala alam, ia memberi kebijakan, dan jalan manghadap yang maha kuasa, melalui mediasi agama kita mampu menguak jatididri, mengapa kita dilahirkan, semua itu termuat dalam kitabullah, baik yang bersifat rahasia,( Sirr) maupun kitab-kitab yang diwariskan oleh pemuka-pemuka agama. (Foundation Of Relegion) dalam pada itu mereka mengupas rahasia hidup secara radikal dan implisit, yang hanya orang-orang yang memiliki hikmah saja mereka diberi pengetahuan, laksana samudra yang terhampar dilaut lepas, sehingga kemanapun pergi maka kedalaman samudra memuji, mereka dengan puji sejati , istilah puji sejati itu bermuara dari rasa hakikat ada, dan menuju kepada hakikat engkau membawa janji baktimu, istilah itu aku peroleh saat aku mencari hikmah kepada orang-orang yang berhikmah, selama aku mendalami hakikat itu, selama itu pula rahasia tuhan tak terbatas, namun aku membatasi diri dengan kemampuan sempuranku, meskipun sempurna hanyalah milik Tuhan, dalam perjalanan ruang dan waktu, aku berada dalam beberapa ruang yang menurut aku jauh dari penalaran logika, dan itu diketahui olehku adalah dunia kematian, dunia dimana tak bertumpu pada akal, melainkan dengan jiwa. ( soul ilumination) terlebih dahulu wajib mengetahui rahasia mengapa kita wajib meninggalkan logika, dan beralih menuju matahati, pengertian mata hati mempunyai arti bahwa setiap manusia diperlengkapi akal, hati, dan jiwa, dengan begitu peran aktif berfungsi secara berbeda, dibedakan karena setiap bagian itu bekerja menurut keteraturan yang sudah ada, tinggal manusia mampukah menggunakan bahasa kebenaran itu, dalam ayatullah dijelaskan akal berfungsi menilai, dan membanding, sedangkan hati berfungsi melihat, merasakan, sedangkan jiwa menyaksikan segala yang ghaib, marilah kita bercengkrama pada rasa skeptisme aku berarti kesempurnaan, dimana pirannti-piranti pengetahuan, ada dan bekerja menurut keteraturan, namun apakah yang terjadi pada masa lalu kita, apakah engkau percaya dengan reinkarnasi, apakah pengertian itu berlaku ataukah hanyalah mitologi belaka, sekapur sirih ilmu pengetahuan menjawab dengan metode ilmiah, bilamana pada masa lalu eksistensi kita dimengerti, maka pengertian itu haruslah bersifat ilmiah, lihatlah orang berkata, masa keemasan negri kita adalah periode majapahit, dengan itu apakah yang terjadi setelah keemasan itu tinggal kenangan, jadi siapa yang mengerti tata negara kalau bukan para pelaku sejarah, akan tetapi aku merasa bahwa aku berada pada masa itu dan masa sekarang, dan aku merenungi hakikat itu, sejauhmana aku memahami bahasa sastra jawi kuno, atau sanskrit sejauh itu pula membawa kepada kenyataan itu tak berkuasa, maka dengan itu sampai saat ini fleksibelitas masih terbenam, sungguh misteri dalam teoposentris adalah pertanyaan, maka jawaban itu menunggu waktu matahari terbit dan memberi cahaya pada hakikat daripada aku, dan sampailah bahwa perjuangan para idealis jawa senantiasa menjadi obat dalam dahaga negri, ini sejujurnya kita mengerti maharatu pulau jawa adalah satu, namun yang lainya menyatu dan kita mengerti bumi nuswantara terjangkit dilema, siapa yang kupilih yang mengerti komunitas jelata, saat sekarang pemimpin itu kunanti, seolah-olah dunia menantinya dalam degup pasrah, dan rela memuji kehadiran itu, lihatlah partisipasi politik berkumandang, pesta kemenangan ditunggu, akan tetapi apakah mereka sadar seandainya salah satu yang menjadi kandidat itu berkuasa, apa yang dikerjakan olehnya, apakah lebih baik dari sekarang ataukah lebih buruk, dan apa mereka sadar orang yang adil itu sembunyi, bukan lahir dari kompetisi, dan apakah kita menyadari peninggalan budaya negri ini, yang menyatakan bahwa seorang satria teragung akan kembali pada masa ini, dia memberi kebijakan, ingat terhadap rakyat jelata, bukan ingat kepada orang-orang lupa akan sejatinya negri ini, aku menangis dalam tutur kata sang proklamator, dia mencanangkan kepada orang-orang yang peduli kepada bangsa ini, walaupun bukan dari delegasi, namun dia mampu memahami ketamakan yang terukir dalam prasasti penderitaan ,itu akan menjadi sebuah kebenaran, bukan hanya warisan impian, yang dilahirkan dari bangsa yang kehilangan jatidri, negara yang berbudaya, bernegara dan beragama, dengan fondasi itu seharusnya sudah menjadi prasarat merdeka adil dan makmur, kemakmuran adalah bintang bersinar terang dimana saat mata menangkap saat it pula ia kembali segar, prasasti berkumandang merdeka adalah jawaban dari penderiataan mengapa diartikan merdeka karena lafad itu adalah lambang kerinduan negri ini. merdeka, merdeka merdeka sungguh budimu berguna bagi negri, dan kami para perindu keadilan menanti jawab sekian lama, sampai kami mengenal apa yang berati jatidiri bangsa, dalam termangu aku mengenal ibu pertiwi, memberi teduh segenap manusia jelata, ia adalah teladan bagi kami, dan terhampar kebebasan yang berdaulat, semua itu adalah kemenangan yang terpendam kami, laksana pelaku sejarah dimana kusaksikan arti cerita bertajuk perubahan, tidak mendasar jaman resonansi,revolusi menuju jaman reformasi. apa arti dari sebuah jaman, bilamana perubahan itu hanyalah bingkai dalam potret kemanusian, manusia berarti komunitas yang berakal dan berhati, serta berbudi, itu adalah bahasa pencapaian pengetahuan, bukan nilai yang arif dari rasa yang disebut manusia, manusia yang agung setia terhadap diri sendiri, nusa maupun bangsa bukan orase partai yang mengumandangkan dirinya yang disebut dewa, apa arti sebuah janji jikalau tak mampu menapaki sempitnya hidung, para filsuf berkata engkau dan aku lebih sempurna dari kucing namun menurutku adalah keterbelakangan manusia, bukan suatu kesempurnaan, kita tak perlu menjadi dewa, namun cukup hanya menjadi kucing, itu lebih baik karena kucing berbudi dan tidak sombong, sedangkan manusia seolah mengaku dirinya setengah dewa. Ego atau nafs bekerja karena ia mampu melakukan bukan karena ia mengerti sebenarnya apa yang ia lakukan dan apa yang dilakukan berakibat benar atau salah itu hukum dari arti kesesuaian diri terkadang ia lupa bahwasanya manusia terlahir dari nutfah bukan dari mutiara akan tetapi mengapa ego selalu mengalahkan kesadaran benarkah kesadaran merupakan penawar dari kepintaran dengan begitu manusia terbebas dari egoisme diri dan berdampak pada ia mampu menguasai diri sangatlah sulit menjelaskan apa yang disebut hati karena ruang yang dikandungnya sangatlah dalam kedalaman itu berpusarah hingga sampai pada alam sejati yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri bahkan dewa atau malaikat sekalipun tak berdaya itu yang dinamakan pencapaian diatas segalanya bukan dari guru yang nafs terlalu tinggi melainkan dari rasa cintanya kepada hakiki karena bahasa kalbu merupakan sirr bukan praduga pengetahuan biasa ilmu itu berpangkal pada logika dari berakhir pada hikmah dengan dalih cinta itu penjelmaan tuhan sendiri sehingga apapun tak mampu mengerti bahasa jiwa dan itu sangatlah terjaga setiap perkataan terlihat sederhana akan tetapi kesederhanaan itu bermula bukan hanya dinilai dari sebuah pengertian tanpa dasar melainkan segala sesuatu bermakna kausalitas dan kausa prima karena takdir sendiri asal-usulnya bermula dan berakhir dan bertumpu pada tiang penguasa jagad itu bukan sesuatu yang tidak cukup dimengerti melainkan wajib dimengerti dan wajib pula disyukuri karena takdir tuhan maha misteri silsilah hidup patut diteladani karena ia membimbingmu bukan menyesatkanmu bedakan arti ghaibiyah dan arti rububiyyah ia adalah jalan pengetahuan yang tersimpan rahasia tuhan dia arsy yang agung, mengapa ajazil tak bertunduk pada Adam apakah ia makhluq termulia ataukah ada rahasia dibalik itu semua itu misteri ,rahasia tuhan tetaplah rahasia dan jawaban hanya tergali dengan kekosongan diri melalui kontemplasi kita mengerti memahami serta menghayati akan arti kebijaksanaan sejati. Jangan engkau berfikir kita tak mampu melalui alam sejati pasrahkan pada Yang hakiki berusahalah dengan budimu pertaruhkanlah hidupmu karena disana tiada perbedaan hidup dan mati semua terlihat sama, kematian itu bukan hilangnya ruh dari jasad dan menghadap peradilan tertinggi melainkan perwujudan yang sebenarnya dari dirimu ternampakkan itu bukan sebuah kenisbiyan melainkan hakikat engkau bermula mengetahui diri jangan engkau membanggakan diri bila melampaui itu karena semakin engkau mengerti semakin engkau terjauh dari penguasa jagad, anak kecil berbeda dengan predikat orang dewasa anak kecil terbimbing sedangkan orang dewasa mampu melihat kebebasan lihatlah setiap manusia teranungrahi berbeda , dibedakan karena takdirnya dan peringkat penguasaan diri bacalah tulisan dan tulisnya diselembar kertas apakah sama dalam aksara itu lika-liku huruf tebal tipisnya guratan sedemikian itulah guratan nasib seseorang jadi jangan engkau berkata dimana tuhan dan aku ini siapa karena sesungguhnya engkau mengetahui definisi itu sedemikian engkau lari dari pasrahmu kepada kearifan tuhan apa bedanya orang munafik dengan orang muttaqin, orang munafik mengingkari kebenaran orang muttaqin takut dan pasrah akan keagungan tuhan jadi sampai kapan engkau meyakini bahwa kematian mengelilingimu dia menyertaimu lihatlah bayanganmu kemanpun engkau pergi pastilah ia setia mengikutimu bukan berarti itu hanyalah kebetulan itu adalah makna tersirat yang wajib kita teladani mengapa engkau hidup apa yang menjadi buktimu meyakini apakah arti kehidupan itu hiruplah udara apakah engkau bisa memegangnya bila engkau bisa berarti engkau penguasa akan tetapi udara itu setia menemani nafasmu sampai takdir menghentikanmu melalui kematian pengertian kematian adalah prosesi menghadap mahkamah tertinggi dan disana sifatmu menjadi taruhan bukan amalmu menjadi penentu melainkan syafaat pembawa risalah amal hanyalah sebutir sawi jadi tak perlu engkau banggakan pujilah tuhanmu melalui kepasrahan dan taatlah akan janjimu mengapa engkau berkata mampu dialam sana dan buktikanlah melalui pasrahmu dan ikutilah takdirmu sendiri disana engkau mengerti apa tujuan hidupku sebenarnya..

Rabu, 18 Juni 2008

JANGKA JAYABAYA



JANGKA-JAYABAYA
BUDHA AKSARA ATMAN WIYASA.
SEDDA-WAKYA

Punika cariosipun, prabu jayabaya ing kadhiri, kala katemuan panditha saking rum, nama maulana ngali samsyujen.
Prabu jangka jaya baya langkung hormat katemuan panditha linuih misuwur saged ameco, uningo saderengipun winarah.
Prabu jayabaya lajeng ngipun puruito ing suraosipun jangka-jangka ingkang ghoib-ghoib wewadosing cipto sasmito. Sesampunipun putus sadaya nunten maulana ngali samsujen amedaraken sakataing jangka ingkang sampun kasebat ing salebeting kitab musarar sadaya; sarto nyariosaken kala ing nungsa jawi taksih suwung dereng isi manungsa.
Kala semanten wonten dhawuhing sasmitha sultan galbah ing rum kinen angsani sakatahing pulo-pulo ingkng taksih suwung dereng wonten manungsonipun .
Kanjeng sultan galbah lajeng andedhawuh dumateng patihipun kinen ameriksaning sekatahipun pulo-pulo ingkang dereng isi manungso. Sangka patih lajeng andangu para nahkoda ingkang sampun sami lepas purugipun denira ngambah samodra.
aturipun para nangkhoda, inggih wonten pullo satunggal pernah sakidul wetaning tanah Hindustan watawis lelayaran kawan doso dinten kawan doso ndalu, ubengipun temu gelang wonten wukiripun ageng-ageng langkung kalih doso iji, ingkang allit-alit akathah warananipun, punika taksih sepen dereng wonten manungsanipun.
Sang nindyo mantra matur jeng sultan amertalekaken aturing nangkodha sanga patih dinawuhan kinen sesaosa tiyang kalih lekso somah ingkang pepek sapiranttosipun sadaya, sesampunipun samapto, lajeng kaangkataken kawrat ing baito, dumugi ing tanah jawi anjujug wukir kandha inggih punika ing hardi kendheng.
Kala semanten datengipun tiyang rum wonten ing tanah jawi wulan rum anuju ing wulan nisan etaning tahun adam, awit kala kanjeng adam katurunaken dating ngalam donyo
Dumugining ingtanh jawi, kaisenan titiyang sakig rumingknag wiwitan kaetang ing tahun serengenge angsal 5154 warsa; kaaetang ing tahun rembulan angsal 5306 warsa menggah wecaning jangka awit ing tanah jawi ing tanah jawi kaisenan titiyang saking rum ingkang kapisan dumugining pun ing dinten kiyamat kubro kaetang among meningi 2110 warsa ing tahun srengenge utawi angsal 2173 warsa ing tahun rembulan
Kacarios titiyang saking rum, 20.000 somah wau lajeng sami babat wana wukir sakurutipun hardhi khendeng sadaya. Sareng antawis angsal katarab ing lelembut, breksan tuwin mangso ing sato galak kakinten amung kantun kalih dososomah sami klapajeng anumpal keli ing lautan dating nagari rum.
Kauningan kanjeng sultan galbah, lajeng animbali sakathahing para pandhita poro topo ingkang sakiti-sakti, kinen sami animbali angkering tanah jawi, serto utusan kinen anitik bade panggenaipun tetumbal ing dinuto raja pandhito langkung dibyo sekti nama ngusman ngaji
Sareng ing antawis kaleh tahun kanjeng sultan rum utusan amasing tumbal jimat kasing para pandhita,poro topo dumugi ing tanh jawi tetumbal wau pinasan amaju sekawan gangsal ing tengah kala awit pamasangipun ing wulan rum amerangi ing wulan akhyar ing tahun rum amerangi 555
Sesampunipun purna pamasangipun sowing-sowang pernah gangsal punika, ing dhalem selikur dinten sagunging lellembut brekasaan ageng alit sadaya sami ngungsi datheng samodra. Sareng ing ngatawis tigang tahun, kanjeng sultan rum utusan maunduti tiyang datheng tanah ing Hindustan
ngacarani prabu jayabaya lajeng ing sanggar palanaggatan ing nalika punika ajar subrata sumerep badhe nyobi kewaskitanipun prabu jayabaya dene kawartos titisan syang hyang wisnu, nunten asasmitha dateng endhangipun kinen amedal nyaosaken ingkang pasugatan. Sareng dumugi ing ngarsa nata kawistoro pasugatanipun ajar subrata awarnis pitung prakawis inggih punika:

Kunir sarimpang 5. Bawang pethak satakir
Juadah satakir 6. Sekar melati satakir
Getih satakir 7. Sekar seruni satakir
Kajar sawit
Ajar subrata anyumanggakaken cecaosanipun pasugatan.
Prabu jayabaya sareng ngawuningani pasugatanipun ajar subrata awarni pitunng prekawis sakalangnkung dukanig panggalih, lajenng narik curigo ki ajar subroto tinusuk pejak layon mukswa, endhangipun badeh lumajeng cinandhak lajeng dipun wasesakaken sinuduk pejah
Prabu anom jayamijaya sakaangkung ngungun denira aringali dukanira ingkang rama, dene marasepahipun kawisesa tanpa dosa.
Sang prabu jayabaya kundur, lajeng dipun pangandikani kaliyar pangrarapu basa manuara; dhuh…purtaningsun kaki prabu anom ing panggedhongan ojo sira sungkawa ing patine mar-tuwonira, ing sejatine duso marang karaton, mung para para panditha kang dadi bebundel sinuhun-nuhun marang akeh mangkona karepe si ajar subrata karana ingsun wis winejang marang guru ingsun sang maulan ngali samsujen sabarang kawruhe padha lan ingsun.
Prabu anom andheku, lajeng menggah tegesipun sesegahan wau dunungipun satunggal-tunggal prabu jayabaya ngunandika: wruhanira kulup ingsun panjelmane wisnumurti, kabubuhan agawe raharjane bumi-bumi dene panitah ingsun mung kari kapindo, katelu ingsun iki ingsakpungkure ingsun saka khadiri nuki tumitah ana ing malwapati antara ingsun tumitah maneh ana ing jenggala mbesuk sak pungkuri ingsun saka jenggala wus ora tumitah ing tanah jawa meneh, karana duduk bubuhan ingsun, temah rusakiing jagad ingsun ora keni melu-melu lan kahanan ingsun wus ghinaib tunggal ana sajroning tekening guru ingsun. Ingkono tibane sasmitha kang dadi sesuguhane ki ajar subrata mau dumunung ana ing jaman tataning kraton kaping pitu tanah salin-slain alame, seje-seje pranatane iku wekasno marang putunira ing wuri-wuri dene pretelone kraton kappppppping pitung tanah iku mangkene:
Aran djaman anderpati, ana sajroning jaman kala wisesa kuthane den arani pajajaran, tanpo adil lan tanpa yudha Negara wadale wung cilik arupa mas, iku lire sesuguhe si ajar subrata marang ingsun kang arupa kunir serimpang. Sirnane kraton mergo wawan-wawan phado kadang endi kang rosa saya andodro anghgone amangun yuda ing dalem 100 tahun rusaking Negara.
Aran jaman srikala raja pati dawaraja khutane den arani majapahit ananne yuda Negara sawatara, wadale arupa wong arupa salaka, iki lire seseguhi ki ajar kang rupa jawadah terarkhir. Ing dalem 100.,seratus tahun sirnane kraton, amergo lawanlawan lan araja putra dhewe.
Aran jaman adiyati, ana sajroning jaman kalawisaya iku awit ana adil kukum miwah nagara krama, akekhutho ing bumi bintoro, wadale won cilik ametu bau suku, iku lire kang arupo getir satakir; sirnone kraton amergi kraton wawan-wawan lawan kang anggaduh pengadilan
Ing sajronin g jaman kalajangga, ana kang jumeneng ratu binanthoro kutane ana den arani pajang iku awit ana pikunan prakara wedale wong cilik methu sarupaning desa iku lire sesuguhe si ajar kang arupo kajar sawit, sirnane kraton amergo wawan-wawan lawan putro angkat
Ing sajroning jaman kala sakti, ana kang jumeneng ratu binantoro kkuthane ana den arani mataramiku awit ana pranata gama, panata praja wedale wong cilik real saloko, ikulire sesuguhe si ajar kang arupo bawang putih satakir ing antara mangsa ana perang tinalungan ratu nahkhoda prakoso sugih raja, brana ing kona sirepmungsuhe kabeh, sirnanne kraton amergo wawan-wawan lawan raja putro sekutu
Sajroning jaman kala jaya ana jaaning ratu kutila tegese parupane wong cilik paa nggrangsang amergo banget kurang pangan, kang jumeneng ratu akekutho ana ing wanakerto wedale wong cilik arupo real iku lire sesuguhe si ajar kang arupo kembang melati satakir anng antara mangsa iku kratone kasundang ing rowang tegese padha-padha agentenan sanake, iku awet ana bebendu ilang barekating bumi, akeh manungsa kasrekat, ana kang wismo kang margo miwah ing pasar sirnaning kraton margo wawn-wawan lawan bangsa sebrang
Ing sajroning kalabendu, ana jamanninng ratu hartati, tegese sarupaning wong cilik kang kaesthi ammung arto ing kana ananne kraton kembar ing pajang lan mataram. Wedale wong cilik werno-werno ana methhu mas salaka, beras pari sapanunggalane, iku lire ki ajar kang arupo kembang sruni satakir. Ing antara mangsa sanngsaya mundhak-mundhak pajege wong cilik, ana margo gagaman miwah rajakaya sapanuggalane, krana samsoyo mundhak-mundhak musbating nangara kongsi ratu adiling ratu, wong cilik padha jawal marmane ratu tanpa pramerto, akeh wahyuning drubikso apagaling wonng salin-salin won wadon ilang wirange, akeh wong mlarat kadrodo, wong bandol tulus medosol tan keneo rinapu akeh maling marandhang malang ing marga akeh grahono suryo lan condro, udan awu claret tahun gung, udan salah mongso, agung prang rerusuhan, mungsuhe ora karuhan, iku llire si ajar barancuh endange tinemokake lan ingsun, tinemokake lan ingsun, ing wektu iku wus peparak wekasaning jaman kalabendu nuli sinalinan jaman mulyaning panjenengan nata, ing kono raharjo-raharjone tanah ilangn memalling bumi, mergo sinapih ratu ginaib wijilin utama den arani ratu amisan, krana liwih dama miskin, adage tanpa syarat sadawir ngadam makdum panjenengane noto kedatone sonyo ruri tegese tanapa sarana-apa-apa ora ono sakoro-sakoro dhuk maksih kineker deninng pangerane kasampar balik jumeneng ratu pinandhita adil paramatho, lumuh marang arto kasebut sultan HERUCOKRO
Ing nalika teko tanpa sangkan, tan angadu bala manungsa, prajurite mung sirrullah parandene pada rerep, sirep kabeh kang mengsah kabarubuh tumpes tapis kang amuki karena ratu amrih kertaning Negara lan harjaning jagad kabeh.
Dhahare ing dalem setahun mung den wangeni petung ewu reyal ora keno luwih.

Bumi sajung pajege sadinar ing dalem setahun, sawah sewu metu sewang, ing dalem sadina, wus bebas tanono taker turun apa-apa marmane padha enak atine wong cilik, dening murah sandang pangan, tan ana durjana dursilo pada tobat, wedi wilalate ratu adil kang kkekutho ing bumi pethik parek lawan kali ketonggo ing sajroning alam pudhak.
Panjenengan notomung turun pindho, kateluno ngalih kutho marang bumi ketangga cepit ing karangbaya, tumurun putro sirno mergo wawan-wawan lawan nafsune dhewe.
Bali marang panjenengan ratu luwih bagus wernani dadi kudang kekidungane wadya bala, akekhuta ing kadhiri turun teluh angalih kita marang tanah Madura ora lawan sirno mergo wawan-wawan lawan kekasihe.
Nuli ana panjenengan ratu tetelu tungggal padha sejaman:
Akhekutha ing bumi kapanasan.
akhekutho ing bumi tembalang
akekutha ing bumi gegelang
ing antara antuk 30 tahun padha sulaya wekasan sirno katelu pisan.
Ing kono ora ono panjenengan ratu, para bupati kang ngamonco projo padha nggratu dhehe-dhewe awit ora ana kang den sebani, ing antara tahun, nuli ana ratu sebrang ing nunngso srenggi jumeneng nata ing tanah jawa, akhekutha akhekutha aneng lor wetaning gunung indrakila, sukuning wukir candradimuka
Ing antara tahun nuli ana prajurit saka ing RUM angluruki sreggi kang jumeneng nata imng tanah jawa, ratu saka ing nungsa srenggi kalah sirno sakwadiobolone. Ing kono prajurit saka ing rum akaryo ratu, tedhake sultan herucokro, akhekutha sakwetaning kali umpak iku luwih harjo negarane den arani inng ngamartalaya, turun telu katekan dino kiyamat, iku umuring tanah jawa ambeneri 2100 warsa ing tahun srengenge utowo2163 warso tahun rembulan

Telas pangandikanipun prabu jayabaya, prabu anom sampun suko lego raosing penggalih




Selasa, 06 Mei 2008

jurnal BPMW

PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH
BIDANG PEMBINA MAHASISWA WAHIDIYAH
Sekretariat: “Pesantren At-Tahdzib” (PA) Rejoagung Ngoro Jombang
61473 JAWA TIMUR Telp./Fax (0354) 326720

PROGRAM KERJA BIDANG PEMBINA MAHASISWA PUSAT
MASA KHIDMAH 2006-2011

A.Pendahuluan
Masa pasca Muskub V-2006 s.d. Mujahadah Kubro Rajab 1428 H merupakan masa transisi bagi Bidang Pembina Mahasiswa Wahidiyah (BPMW). Hal ini disebabkan oleh karena kerja BPMW terkuras untuk proses legalisasi lini eksekutifnya (Badan Pembina Mahasiswa Wahidiyah), eksplorasi, pengenalan, adaptasi, dan penggalian informasi untuk penyusunan personalia Badan PMW.
Di antara Bidang-Bidang di DPP PSW, BPMW dapat dibilang paling lambat dalam penyusunan program kerja. Hal ini disebabkan oleh karena SK kepengurusan Badan belum dapat segera diproses dan diberikan sehubungan dengan belum tuntasnya masa seleksi dan penetapan personalia tersebut. Tetapi minimal, BPMW mempunyai konsep ke depan yang bersifat strategis sebagai landasannya.
Khusus BPMW, sesuai dengan peran strategisnya, langkah-langkah pelengkapan personalia dan program kerjanya, selanjutnya realisasi program kerja dan evaluasinya memerlukan kecerdasan khusus.
B.Program Kerja Pasca Muskub V-2006 sampai dengan Mujahadah Kubro Muharram 1428 H
Masa ini merupakan masa pembentukan, pengenalan, konsolidasi, dan penyusunan program kerja lima tahun ke depan pasca pembentukan BPMW dengan kelengkapan personalianya berdasarkan SK kepengurusan BPMW dari DPP PSW pada bulan Juli atau Agustus 2006. Sedangkan pola penyusunan program yang digunakan adalah gabungan pola vertikal dan horisontal. Pola vertikal didasarkan atas dua hal landasan, yakni: (1) pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi, susunan dan tata kerja BPMW sebagaimana tersebut dalam SK tersebut dan (2) Konsep Dasar Strategis (KDS) BPMW Pusat. KDS ini merupakan ikhtiar kreatif awal untuk didiskusikan, diorganisasi, dan selanjutnya direalisasikan sejauh kemungkinan yang dapat dicapai.
Secara rinci dan ringkas program kerja BPMW pada pasca Muskub V-2006 sampai dengan Mujahadah Kubro Muharram 1428 H terfokus pada lima program sebagaimana penjelasan di bawah ini.
1.Konfirmasi dengan dan penggalian informasi dari DPP PSW serta Ketua Bidang PMW dan pengurus BPMW Pusat periode sebelumnya.
2.Penyusunan personalia BPMW masa khidmah 2006-2011, dengan mempertimbangkan berbagai seleksi, kemungkinan yang ada, dan keputusan rakernas BPMW Muharram 1427 H. Hasil penyusunan ini diusulkan kepada DPP PSW untuk memperoleh legalitas organisasi berupa SK.
3.Penyusunan “Konsep Dasar Strategis BPMW Pusat” sebagaimana terlampir.
4.Konsolidasi BPMW Pusat.
5.Ta’aruf (silaturrahmi) Nasional BPMW. Isi kegiatan ini adalah meliputi tiga poin, yakni:
a.Saling kenal kepengurusan BPMW Pusat dan BPMW-BPMW daerah-daerah.
b.Pendataan keorganisasian HIMAPASHWA yang sudah ada.
c.Eksplorasi BPMW Pusat terhadap kondisi lapangan BPMW-BPMW di daerah-daerah,
d.Menghimpun masukan jenis, kualitas, dan prioritas program kegiatan lima tahun ke depan.
Hasil ta’aruf nasional dijadikan bahan awal untuk rakernas BPMW pada Muharram 1428 H.
C.Penutup
Demikian sekilas Program Kerja Pasca Muskub V-2006 sampai dengan Mujahadah Kubro Muharram 1428 H BPMW Pusat. Kemudian tentang penyusunan dan pelaksanaan program selanjutnya dilaksanakan dengan strategi sebagaimana dijelaskan pada Konsep Dasar Strategis BPMW Pusat terlampir. Tentang tujuan, sasaran, dan pengorganisasian program kerja tersebut di atas akan digodog lebih lanjut bersama Badan PMW pada kesempatan lain.
Rejoagung, 5 Agustus 2006
Ketua Bidang Pembinaan Mahasiswa Pusat,


Achmad Dzaky, MHI

jurnal BPMW

Sabtu, 05 April 2008

hamemayu hayuning bawana



hamemayu hayuning bawana bumi nusa kang aran nuswantoro podoh gemah nandang prapto kang dadi prahoro ing nagari hindu nusa yen siro kabeh kang aran bangsa jawa yektine pawelleng iki bakal dadi katone dunya sopo kang mestine nyonggo tlatah jawi dwipo ...