Rabu, 23 Juli 2008

ESENSI KEHENDAK

Sesuatu yang ada itu musnah, sesuatu yang tiada adalah abadi, keabadian laksana dzat mengenal hadirat Kuasa Tunggal, Dia Esa, dan Mahakarya. Mengerti, Memahami, Mensifati segala kehendak tersifati, alam samudra bermakna ruh, berperan majemuk terbatas, karena dikuasakan, namun Aku berarti Kuasa dan Aku adalah raja, merajai anasir-anasir didalam Aku, bukan aku kuasa Tunggal, namun aku hidup dikuasa Tunggal, semua cipta itu maya dan selau maya karena materi bukan imateri, sabda itu sejati, tertanam pohon jati, beribu batang bermuara pada akar, dan ranting terkehendaki. .kukatakan alam ruh terbatas karena masih dibatasi, sejauh merengkuh semesta dan Aku Maha segalanya. Tuhan tidak terbatas, ia berjalan sesuai kehendaknya, sistematis dan sombong, sedangkan manusia atau raja, merajai segala cipta, memiliki kesempurnaan tiada terbanding, namun ia adalah ekosistem merajai dunia, walaupun pada hakikatnya alam azali berdikari, namun ia tetap seimbang dengan alam majazi karena terpautan. Dan bila kita berkata.. alam ruhiyah bermakna tiada terbatas, namun ia tetap terbatas pada batasanya, segala yang ada adalah wujud ,berwujud bila melalui yang Ada, karena Ada melahirkan berada, itu adalah rekonstruksi hidup berputar seimbang, sama berarti berbeda namun berbeda tetap sama, hakikat keteraturan itu indah dan jelek, karena manusia menilai bukan mentaati peraturan kodrati, terkadang manusia menderita karena takdirnya, namun ia lupa bahwa suratan takdir bersifat tetap, tidak berubah dan seimbang, inilah makna hidup sebenarnya,. saat dialam azali (KUN) ia cerdas dan mampu, namun dialam majazi ia menemukan kebenaran, walaupun dialam dunia kebenaran bersifat relative namun berkewajiban melaluinya, sampai kapan engkau mencari kebenaran, maka saat itulah engkau haus akan kebenaran( comon sense) karena selamanya manusia tetaplah manusia, berbeda dengan Tuhan, ia sendiri karena kehendaknya, ia bersama karena kehendaknya. kehendak Tuhan bersifat Kuasa, kehendak manusia bersifat sementara, dengan begitu manusia dengan Tuhan berbeda walaupun dialam ruh (KUN) mereka mengenal namun dialam dunia(FAYAKUN) manusia tetap mencarinya, sampai kapan engkau melangkah Tuhanmu menyertaimu, karena tuhan itu semesta, sedangkan engkau didalam semesta itu. orang bilang surga itu ada, atau neraka itu ada, bila kebenaran itu ada, mengapa ia jauh dari kita. sedangkan Tuhan lebih dekat dengan kita, apa sebenarnya hakikat surga, dan neraka, apakah ia sebuah tempat persandingan, ataukah fatamorgana, ataukah peradilan sejati, ataukah alam terindah. ( Heaven of GOD) dengan begitu semua alam semesta ada, namun diadakan. berdasarkan takdir kuasa sejati. semua itu ada dalam falsafah sejati, untuk apa aku hidup, apa arti hidup, apa hakikat kebenaran, dan apa isi dunia, bila ada fatwa mengatakan, bahwa Tuhan adalah raja, sedangkan manusia adalah abdi, bilamana ungkapan itu sempurna, maka semua kebenaran itu tetap kebenaran, yang berarti raja dan abdi setara saling berkesinambungan.

Mereka satu dalam jubah terpautan, ia adalah perwujudan dari mana asal itu ada, dan sejauhmana roda berputar, lihatlah saat aku mensifatti ilmu, maka saat itulah daku terpaku dalam kemiskinan, yang berarti kita tak berdaya karena kuasa Tuhan jauh diatas kita, namun kita pada hakikatnya adalah setara saling menduduki peran atau watak, semua itu sistematis dan sombong.
Aku percaya manusia tak mampu terhindar dari penderitaan, karena derita itu perlambang dari nafsu, sampai engkau tulus ikhlas mentaati aturan hidup, mampukah kita merajai nafsu, karena itu adalah kawan setia kita, ia tercipta karena kuasa tuhan, namun apakah kita membencinya ataukah merindunya, jujur semua manusia ditepinya jurang neraka, yang walaupun neraka itu dalam pengertian berbeda, sampai kapan engkau memahami akan kodrat tuhan, sejak itu jiwa mengadu ingin kembali, kita tak perlu berlari, namun wajib mengenal tuhan. apakah bisa kita mengenalnya, tanpa bersungguh-sungguh. Lihatlah energi dunia berupa harta ,tahta, wanita itu menjadi pusarah dalam sejarah peradaban manusia, maka dengan itu manusia hancur dan menjadi pertapa, kebenaran manusia berderajat, karena mengabdi kepada tuhan, ataukah kepada nafsu, yang terikat didalam kita, tuhan ada dalam diri kita, dan nafsu ada dalam diri kita, siapa yang menguasanya, maka ia disebut raja dalam anasir dirimu.
Dalam sejarah kehidupan umat manusia, ada istilah awal dan akhir, setara saling terkait, ,mereka saling menduduki peran seimbang dalam cacatan sejarah dimana manusia mengenal tuhan, dan darimana manusia lupa akan predikat tuhan, yang menguasai semesta. (macro cosmos) dan kita hidup dialam dunia,( micro cosmos) namun kita saling berdampingan, dengan alam yang tak terlihat dengan mata telanjang, akan tetapi dunia itu ada yakni dunia metafisika, atau dalam istilah modern alam gaib. (metacosmos) dalam perjalanan
Sungguh segala yang tak terlintas oleh kita adalah sesuatu yang perlu kita ketahui secara mendalam, karena disana tersimpan rahasia hidup sebenarnya.
Karena ayat-ayat tuhan berlaku disegala alam, ia memberi kebijakan, dan jalan manghadap yang maha kuasa, melalui mediasi agama kita mampu menguak jatididri, mengapa kita dilahirkan, semua itu termuat dalam kitabullah, baik yang bersifat rahasia,( Sirr) maupun kitab-kitab yang diwariskan oleh pemuka-pemuka agama. (Foundation Of Relegion) dalam pada itu mereka mengupas rahasia hidup secara radikal dan implisit, yang hanya orang-orang yang memiliki hikmah saja mereka diberi pengetahuan, laksana samudra yang terhampar dilaut lepas, sehingga kemanapun pergi maka kedalaman samudra memuji, mereka dengan puji sejati , istilah puji sejati itu bermuara dari rasa hakikat ada, dan menuju kepada hakikat engkau membawa janji baktimu, istilah itu aku peroleh saat aku mencari hikmah kepada orang-orang yang berhikmah, selama aku mendalami hakikat itu, selama itu pula rahasia tuhan tak terbatas, namun aku membatasi diri dengan kemampuan sempuranku, meskipun sempurna hanyalah milik Tuhan, dalam perjalanan ruang dan waktu, aku berada dalam beberapa ruang yang menurut aku jauh dari penalaran logika, dan itu diketahui olehku adalah dunia kematian, dunia dimana tak bertumpu pada akal, melainkan dengan jiwa. ( soul ilumination) terlebih dahulu wajib mengetahui rahasia mengapa kita wajib meninggalkan logika, dan beralih menuju matahati, pengertian mata hati mempunyai arti bahwa setiap manusia diperlengkapi akal, hati, dan jiwa, dengan begitu peran aktif berfungsi secara berbeda, dibedakan karena setiap bagian itu bekerja menurut keteraturan yang sudah ada, tinggal manusia mampukah menggunakan bahasa kebenaran itu, dalam ayatullah dijelaskan akal berfungsi menilai, dan membanding, sedangkan hati berfungsi melihat, merasakan, sedangkan jiwa menyaksikan segala yang ghaib, marilah kita bercengkrama pada rasa skeptisme aku berarti kesempurnaan, dimana pirannti-piranti pengetahuan, ada dan bekerja menurut keteraturan, namun apakah yang terjadi pada masa lalu kita, apakah engkau percaya dengan reinkarnasi, apakah pengertian itu berlaku ataukah hanyalah mitologi belaka, sekapur sirih ilmu pengetahuan menjawab dengan metode ilmiah, bilamana pada masa lalu eksistensi kita dimengerti, maka pengertian itu haruslah bersifat ilmiah, lihatlah orang berkata, masa keemasan negri kita adalah periode majapahit, dengan itu apakah yang terjadi setelah keemasan itu tinggal kenangan, jadi siapa yang mengerti tata negara kalau bukan para pelaku sejarah, akan tetapi aku merasa bahwa aku berada pada masa itu dan masa sekarang, dan aku merenungi hakikat itu, sejauhmana aku memahami bahasa sastra jawi kuno, atau sanskrit sejauh itu pula membawa kepada kenyataan itu tak berkuasa, maka dengan itu sampai saat ini fleksibelitas masih terbenam, sungguh misteri dalam teoposentris adalah pertanyaan, maka jawaban itu menunggu waktu matahari terbit dan memberi cahaya pada hakikat daripada aku, dan sampailah bahwa perjuangan para idealis jawa senantiasa menjadi obat dalam dahaga negri, ini sejujurnya kita mengerti maharatu pulau jawa adalah satu, namun yang lainya menyatu dan kita mengerti bumi nuswantara terjangkit dilema, siapa yang kupilih yang mengerti komunitas jelata, saat sekarang pemimpin itu kunanti, seolah-olah dunia menantinya dalam degup pasrah, dan rela memuji kehadiran itu, lihatlah partisipasi politik berkumandang, pesta kemenangan ditunggu, akan tetapi apakah mereka sadar seandainya salah satu yang menjadi kandidat itu berkuasa, apa yang dikerjakan olehnya, apakah lebih baik dari sekarang ataukah lebih buruk, dan apa mereka sadar orang yang adil itu sembunyi, bukan lahir dari kompetisi, dan apakah kita menyadari peninggalan budaya negri ini, yang menyatakan bahwa seorang satria teragung akan kembali pada masa ini, dia memberi kebijakan, ingat terhadap rakyat jelata, bukan ingat kepada orang-orang lupa akan sejatinya negri ini, aku menangis dalam tutur kata sang proklamator, dia mencanangkan kepada orang-orang yang peduli kepada bangsa ini, walaupun bukan dari delegasi, namun dia mampu memahami ketamakan yang terukir dalam prasasti penderitaan ,itu akan menjadi sebuah kebenaran, bukan hanya warisan impian, yang dilahirkan dari bangsa yang kehilangan jatidri, negara yang berbudaya, bernegara dan beragama, dengan fondasi itu seharusnya sudah menjadi prasarat merdeka adil dan makmur, kemakmuran adalah bintang bersinar terang dimana saat mata menangkap saat it pula ia kembali segar, prasasti berkumandang merdeka adalah jawaban dari penderiataan mengapa diartikan merdeka karena lafad itu adalah lambang kerinduan negri ini. merdeka, merdeka merdeka sungguh budimu berguna bagi negri, dan kami para perindu keadilan menanti jawab sekian lama, sampai kami mengenal apa yang berati jatidiri bangsa, dalam termangu aku mengenal ibu pertiwi, memberi teduh segenap manusia jelata, ia adalah teladan bagi kami, dan terhampar kebebasan yang berdaulat, semua itu adalah kemenangan yang terpendam kami, laksana pelaku sejarah dimana kusaksikan arti cerita bertajuk perubahan, tidak mendasar jaman resonansi,revolusi menuju jaman reformasi. apa arti dari sebuah jaman, bilamana perubahan itu hanyalah bingkai dalam potret kemanusian, manusia berarti komunitas yang berakal dan berhati, serta berbudi, itu adalah bahasa pencapaian pengetahuan, bukan nilai yang arif dari rasa yang disebut manusia, manusia yang agung setia terhadap diri sendiri, nusa maupun bangsa bukan orase partai yang mengumandangkan dirinya yang disebut dewa, apa arti sebuah janji jikalau tak mampu menapaki sempitnya hidung, para filsuf berkata engkau dan aku lebih sempurna dari kucing namun menurutku adalah keterbelakangan manusia, bukan suatu kesempurnaan, kita tak perlu menjadi dewa, namun cukup hanya menjadi kucing, itu lebih baik karena kucing berbudi dan tidak sombong, sedangkan manusia seolah mengaku dirinya setengah dewa. Ego atau nafs bekerja karena ia mampu melakukan bukan karena ia mengerti sebenarnya apa yang ia lakukan dan apa yang dilakukan berakibat benar atau salah itu hukum dari arti kesesuaian diri terkadang ia lupa bahwasanya manusia terlahir dari nutfah bukan dari mutiara akan tetapi mengapa ego selalu mengalahkan kesadaran benarkah kesadaran merupakan penawar dari kepintaran dengan begitu manusia terbebas dari egoisme diri dan berdampak pada ia mampu menguasai diri sangatlah sulit menjelaskan apa yang disebut hati karena ruang yang dikandungnya sangatlah dalam kedalaman itu berpusarah hingga sampai pada alam sejati yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri bahkan dewa atau malaikat sekalipun tak berdaya itu yang dinamakan pencapaian diatas segalanya bukan dari guru yang nafs terlalu tinggi melainkan dari rasa cintanya kepada hakiki karena bahasa kalbu merupakan sirr bukan praduga pengetahuan biasa ilmu itu berpangkal pada logika dari berakhir pada hikmah dengan dalih cinta itu penjelmaan tuhan sendiri sehingga apapun tak mampu mengerti bahasa jiwa dan itu sangatlah terjaga setiap perkataan terlihat sederhana akan tetapi kesederhanaan itu bermula bukan hanya dinilai dari sebuah pengertian tanpa dasar melainkan segala sesuatu bermakna kausalitas dan kausa prima karena takdir sendiri asal-usulnya bermula dan berakhir dan bertumpu pada tiang penguasa jagad itu bukan sesuatu yang tidak cukup dimengerti melainkan wajib dimengerti dan wajib pula disyukuri karena takdir tuhan maha misteri silsilah hidup patut diteladani karena ia membimbingmu bukan menyesatkanmu bedakan arti ghaibiyah dan arti rububiyyah ia adalah jalan pengetahuan yang tersimpan rahasia tuhan dia arsy yang agung, mengapa ajazil tak bertunduk pada Adam apakah ia makhluq termulia ataukah ada rahasia dibalik itu semua itu misteri ,rahasia tuhan tetaplah rahasia dan jawaban hanya tergali dengan kekosongan diri melalui kontemplasi kita mengerti memahami serta menghayati akan arti kebijaksanaan sejati. Jangan engkau berfikir kita tak mampu melalui alam sejati pasrahkan pada Yang hakiki berusahalah dengan budimu pertaruhkanlah hidupmu karena disana tiada perbedaan hidup dan mati semua terlihat sama, kematian itu bukan hilangnya ruh dari jasad dan menghadap peradilan tertinggi melainkan perwujudan yang sebenarnya dari dirimu ternampakkan itu bukan sebuah kenisbiyan melainkan hakikat engkau bermula mengetahui diri jangan engkau membanggakan diri bila melampaui itu karena semakin engkau mengerti semakin engkau terjauh dari penguasa jagad, anak kecil berbeda dengan predikat orang dewasa anak kecil terbimbing sedangkan orang dewasa mampu melihat kebebasan lihatlah setiap manusia teranungrahi berbeda , dibedakan karena takdirnya dan peringkat penguasaan diri bacalah tulisan dan tulisnya diselembar kertas apakah sama dalam aksara itu lika-liku huruf tebal tipisnya guratan sedemikian itulah guratan nasib seseorang jadi jangan engkau berkata dimana tuhan dan aku ini siapa karena sesungguhnya engkau mengetahui definisi itu sedemikian engkau lari dari pasrahmu kepada kearifan tuhan apa bedanya orang munafik dengan orang muttaqin, orang munafik mengingkari kebenaran orang muttaqin takut dan pasrah akan keagungan tuhan jadi sampai kapan engkau meyakini bahwa kematian mengelilingimu dia menyertaimu lihatlah bayanganmu kemanpun engkau pergi pastilah ia setia mengikutimu bukan berarti itu hanyalah kebetulan itu adalah makna tersirat yang wajib kita teladani mengapa engkau hidup apa yang menjadi buktimu meyakini apakah arti kehidupan itu hiruplah udara apakah engkau bisa memegangnya bila engkau bisa berarti engkau penguasa akan tetapi udara itu setia menemani nafasmu sampai takdir menghentikanmu melalui kematian pengertian kematian adalah prosesi menghadap mahkamah tertinggi dan disana sifatmu menjadi taruhan bukan amalmu menjadi penentu melainkan syafaat pembawa risalah amal hanyalah sebutir sawi jadi tak perlu engkau banggakan pujilah tuhanmu melalui kepasrahan dan taatlah akan janjimu mengapa engkau berkata mampu dialam sana dan buktikanlah melalui pasrahmu dan ikutilah takdirmu sendiri disana engkau mengerti apa tujuan hidupku sebenarnya..